Tersentak seisi penghunioleh tetiba badai kala tenang hariterjangkakah ia di celah ceria wajah tempoh hari?
Hampir tersungkurlah diriSuram mengganti girang yang pergiSecebis nipis iman berbakimengikat sabar kecamuk hati.
Tersentak seisi penghuniberbilanglah tafsiran sendirinamun sesekali tiada ditagih belas simpatiDisandarkan segala kepada-Nya Maha Mengetahui...
Berbekaskah lagi harapan?Bersisakah lagi perjalanan?Bersinarkah lagi masa hadapan?
Jejak langkah cuba digagahiWalau tersentak seisi penghuniTiada dapat dipaksa untuk memahamiLantas apalah kudratnya lagiUsah ditagih pandangan mereka, hanya dipohonkan pandangan IlahiUjian-Nya hadir untuk diredhaiSiapalah kita untuk menolak rencana suci?
Halus kedengaran sayup bisikan"Pandanglah ke hadapan!""Pedulikanlah suratan yang telah ditinggalkan!"Sejenak direnungi nasihat sabdaanBerkalau-kalau itu perangkap syaitanJangan terjerat dek ujianKekufuran menghakis keimanan!Kepada-Nya dipohonkan"Kurniakanlah kekuatan!""Sesungguhnya berat, namun tetap ditabahkan!"
Saat awal dinihariPanjang nafas ditarik menginsafkan realitiSekuat manalah diriBerbanding kudrat Ilahi?Remuk jiwa dipujuk sendiriTeringat firman Maha Suci"Tiadalah diri hamba-Nya diujilebih berat dari apa yang mampu digagahi"Biarlah tersentak seisi penghuniDengan-Nya ku dampingiMeneruskan baki perjalanan ini...
Sunday, February 14, 2010
Monolog Dinihari
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment