Saban detik jiwa itu bertanya:Masih bersisakah lagi harapan?
Saban waktu jiwa itu bertanya:Masihkah musim punya simpati?
Saban ketika jiwa itu bertanya:Siapa lagi yang bisa diharapkan?
Roda masa diharungi pancawarnanyaKeruh sungai hayat diranduk tanpa curigaTerlalu yakin ia tiada waspada akan bahaya tak terduga.
Melewati putaran detik, waktu dan ketikaMata jadi saksi suasana ragam peristiwaTersepit ia oleh realiti tak terjangkaSambil laut fikirnya dibayangi redup usang ceriteraKeliru dirinya oleh persoalan yang menerpa.
Indera matanya memandang masa mukaKelana impian yang sedia direncanaNamun apakah sesuai saatnyaAtau kan terbiar lagi kembaranya?
Rumit sekali perhitungannya!Antara kebajikan sendiri dan kepentingan perjuangannyaPerlukah lagi sebuah pengorbanan dimakna?
Terpinga-pinga jiwa itu mencari halaTelah jerih kotak fikir menjejak jawapannyaTernyata terlalu sukar baginya menerimaPertimbangan saksama tanpa ada sesiapa yang terluka.
Mencatur langkah selanjutnyaInsaf jiwa itu akan tuntutan masaTerus menghambat dengan sedikit baki cumaMaka apakah lagi yang ada?
Di hujung pudar musimJiwa itu bertarung dengan dilemanya..mencatur pilihan.
Melihat silam semalam dan meramal sinar esokJiwa itu akur dengan kekerdilannyaKepada-Nya dikembalikan seribu persoalan...merafakkan permohonan suluh pedomanberteleku ia sendiridi ambang permulaan diniharitawaqquf duniawinya di celah istikharah...mencari arah.
Thursday, October 28, 2010
Mencari Arah...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment